KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Pada dasarnya, tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam
mengikuti Ujian Akhir Nasional dan Ujian Akhir Sekolah serta untuk melatih
siswa/siswi membiasakan diri untuk membaca dan memahami perkembangan teknologi penulis berharap dengan diselesaikan makalah ini, penulis dapat mengetahui lebih dalam mengenai ilmu penginderaan jarak jauh dalam hal ini Survey Pemetaan.
Adapun
kendala-kendala yang sering Penulis hadapi dalam menjalani penelitian makalah dan penyusunan makalah ini. Namun,
berkat berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah dan dapat
menyusun makalah ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada kedua
orang tua atas izinnya, bekal dan doa yang telah diberikan dalam pelaksanaan penyusunan. Sekolah serta Bapak/Ibu guru yang dengan suka rela memberikan ilmu serta dukungan. serta teman-teman dengan semua yang telah menemani dalam penyusunan makalah ini.
Penulis berharap semoga terselesaikannya
makalah ini dapat menjadi titik tolak penulis untuk menjadi
lebih maju dan bersungguh-sungguh. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dalam menuju perubahan Berkaitan dengan
hal tersebut, Amin.
Sudah tentu kekurangan-kekurangan akan terdapat dalam makalah ini.Karena itu, saran dan kritik
yang sifatnya membangun dari setiap pembaca sangat penulis harapkan, demi
kesempurnaan laporan ini
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb
Purwokerto, 19 September 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………….
DAFTAR
ISI ………………………………………………………………………………………….
I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………….
1.1 Latar Belakang....... …………………………………………………………………...
1.2 Maksud dan Tujuan ……………..……………………………………………………..
II. Pembahasan …..............……………………………….………………………………….....
2.1 Pengertian Inderaja …………………………………………………………………...
2.2
Keunggulan Inderaja
.............................................................................................
2.3 Keuntungan Inderaja ...........................................................................................
2.4 Manfaat
Inderaja ...............................................................................................
2.5
Pemanfaatan Inderaja
.........................................................................................
2.5.2 Bidang
Geologi ............................................................……………...……....
2.5.3 Bidang Industri Migas ................………………………………………………..
2.5.4 Bidang
Meteorologi Dan Klimatologi .............................................................
2.5.5 Bidang
Kependudukan
.................................................................................
2.5.6 Bidang
Hidrologi ............................................................……………...……...
2.5.7 Bidang
Oceanografi ............................................................…………….......
III. PENUTUP ………………………………………………………………………………………
5.1 Kesimpulan
……………………………………………..………………………………
5.2 Saran
………………………………………………………..……………………….….
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penginderaan jauh berkembang sangat pesat sejak
lima dasawarsa terakhir ini. Perkembangannya meliputi aspek sensor, wahana atau
kendaraan pembawa sensor, jenis citra serta liputan dan ketersediaannya, alat
dan analisis data, dan jumlah pengguna serta bidang penggunaannya.
Di Indonesia, penggunaan foto udara untuk survey
pemetaan sumber daya telah dimulai oleh beberapa instansi pada awal tahun
1970-an. Saat ini telah beredar banyak jenis satelit sumber daya. Mulai dari
negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Jepang, Rusia, hingga
negara-negara besar namun dengan pendapatan per kapita yang rendah seperti
India dan Republik Rakyat Cina. Berbagai satelit sumberdaya yang diluncurkan
itu menawarkan kemampuan yang bervariasi, dari resolusi spasial 0,6 meter (QuickBirth milik
Amerika) hingga sekitar 1,1 kilometer (NOAA-AVHRR juga milik
Amerika Serikat). Berbagai negara di Eropa, Amerika Utara,
Amerika Latin, Asia dan bahkan Afrika telah
banyak memanfaatkan satelit itu untuk pembangunan
1.2 Mangsud
dan Tujuan
Dengan mempelajari penginderaan jauh dan
interpretasi citra diharapkan kita dapat menumbuhkan kemampuan, sehingga
mempunyai perspektif yang luas mengenai eksistensi penginderaan jauh, baik pada
masa lalu, masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memaparkan berbagai manfaat dari penginderaan jauh di berbagai bidang baik di
bidang geologi maupun yang lainnya. Sehingga kita tahu apa itu penginderaan
jauh, manfaat, fungsinya, dll.
II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja)
adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh
sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau
pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat
dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat
luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain. Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi, satelit cuaca.
Penginderaan jauh merupakan suatu ilmu yang digunakan
untuk mendapatkan informasi mengenai permukaan bumi seperti lahan dan air dari
citra yang diperoleh dari jarak jauh dengan menggunakan sensor.
Data yang digunakan dalam penginderaan jauh dapat
berbentuk hasil dari variasi daya gelombang bunyi dan atau energi
elektromagnetik.Sebagai contoh grafimeter memperoleh data dari variasi daya
tarik bumi (gravitasi), sonar pada sistem navigasi memperoleh data dari
gelombang bunyi dan maka kita memperoleh data dari energi elektromagnetik. Data
yang diperoleh itu dikelola dan akan digunakan untuk kepentingan tertentu.
Salah satu pemanfaatan penginderaan jauh tersebut
adalah Sistem Informasi Geografi. Citra yang diperoleh melalui
penginderaan jauh merupakan data dasar atau input yang selanjutnya diolah dan
disajikan oleh Sistem Informasi Geografi. Posisi data dari citra Penginderaan
Jauh dapat dikoreksi kembali dalam Sistem Informasi Geografi. Dengan demikian,
integrasi antara data Penginderaan Jauh dengan Sistem Informasi Geografi akan
memperoleh informasi yang optimal sebagai data pemanfaatan wilayah.
memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari orbit. Inderaja berasal dari bahasa Inggris remote
sensing, bahasa Perancis télédétection, bahasa Jerman fernerkundung, bahasa Portugis sensoriamento remota, bahasa Spanyol percepcion
remote dan bahasa Rusia distangtionaya. Di masa modern, istilah penginderaan jauh mengacu kepada
teknik yang melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat luar angkasa dan
dibedakan dengan penginderaan lainnya seperti penginderaan
medis atau fotogrametri. Walaupun semua
hal yang berhubungan dengan astronomisebenarnya adalah
penerapan dari penginderaan jauh (faktanya merupakan penginderaan jauh yang
intensif), istilah "penginderaan jauh" umumnya lebih kepada yang berhubungan
dengan teresterial dan pengamatan cuaca
Beberapa Pengertian Penginderaan Jauh Oleh Para
Ahli:
1. Lillesand and Kiefer
Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk
memperoleh informasi tentang obyek, daerah atau gejala dengan jalan
menganalisis data yang didapat dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung
terhadap obyek, daerah atau yang dikaji.
2. Lindgren
Penginderaan jauh adalah bermacam-macam teknik yang
dikembangkan untuk mendapat perolehan dan analisis informasi tentang bumi.
3. Sabins
Penginderaan jauh adalah suatu ilmu untuk
memperoleh, mengolah dan menginterpretasi citra yang telah direkam yang berasal
dari interaksi antara gelombang elektromagnetik dengan suatu obyek.
Dari pemaparan para ahli mengenai definisi
Penginderaan jauh (remote sensing) dapat disimpulkan bahwa Penginderaan
jauh adalah suatu ilmu yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai
permukaan bumi yang terdiri dari serangkaian komponen yang berupa sumber
tenaga, objek, sensor, data dan pengguna data.
.
Jenis Citra Penginderaan Jauh
1. Citra Foto (foto udara)
Foto udara direkam secara fotografik menggunakan
kamera dan film sebagai detektornya. Mempunyai karakteristik yaitu skala,
geometri, dan informasi tepi foto udara yang diaplikasikan untuk pemetaan
dasar, aplikasi untuk sumber daya alam (Pertanian, hidrologi, geologi,
perubahan fungsi lahan). Contoh foto udara yaitu : Foto udara
konvensional, foto udara’small format’, dan foto udara digital
2. Citra Non Foto (citra satelit)
Citra
satelit direkam berdasarkan penyiaman (scanning) secara elektronik
pada pita magnetic. Contoh :
·
NOAA adalah Satelit cuaca milik Amerika Serikat yang
diluncurkan pada bulan Juni 1979. Hingga kini telah diluncurkan 10 seri satelit
NOAA
·
Landsat adalah program observasi bumi tertua.,dimulai
pada tahun 1972 dengan nama ERTS-1, kemudian dilanjutkan dengan peluncuran seri
ke-2 dengan nama baru yaitu landsat
·
ASTER-Terra adalah satu bagian dari lima sensor yang
terdapat pada satelit Terra yang mengorbit sinkron dengan matahari
·
Ikonos adalah satelit yang diluncurkan pada 4
September 1999 di California, Amerika Serikat, Ikonos merupakan citra dengan
resolusi spasial paling tinggi
·
Quickbird adalah satelit yang diluncurkan menggunakan
roket Boeing delta-11 pada 18 Oktober 2001 di California, Amerika Serikat
·
Hiperspektral (imaging spectrometri) adalah
perolehan data dengan cara simultan dengan jumlah saluran/band yang terlalu
banyak dengaan panjang gelombang yang sempit dan saling berdekatan.
·
Radar (radio detection) adalah system
penginderaan jauh yang mengirim dan menerima sinyal gelombang elektomagnetik
Warna Data Penginderaan Jauh
Warna
merupakan satu dari Sembilan unsur interpretasi foto udara. Cahaya putih dapat
diuraikan menjadi tujuh warna dengan menggunakan optic, warna-warna itu
dipisahkan secara berurutan mulai panjang gelombang 0.4 – 0.7 um sama
sepertiyang tampak pada pelangi.
2.2 Keunggulan
Inderaja
Menurut Sutanto(1994:18-23),
penggunaan penginderaan jauh baik diukur dari jumlah bidang penggunaannya
maupun dari frekuensi penggunaannya pada tiap bidang mengalami pengingkatan
dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
(1) Citra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan;
wujud dan letak
obyek yang mirip ujud
dan letak di permukaan bumi, relatif lengkap, meliputi daerah yang luas,
serta bersifat
permanen.
(2) Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional
apabila pengamatannya
dilakukan dengan alat
yang disebut stereoskop.
(3) Karaktersitik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bentukcitra
sehingga
dimungkinkan
pengenalan obyeknya.
(4) Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi
secara terestrial.
(5)Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
(6) Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.
gambar di atas merupakan analisis foto udara dengan stereoskop, di mana dua
foto udara suatu wilayah yang berdekatan bila dilihat dengan alat tersebut bisa
tampak gambaran tiga dimensionalnya.
2.3 Keuntungan Inderaja
Baik diukur dari jumlah bidang penggunaan maupun
frekuensinya, penggunaan penginderaan jauh pada saat ini meningkat dengan
pesat. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor dibawah ini :.
Citra menggambarkan objek, daerah, dan gejala di
permukaan bumi dengan wujud dan letak objek yang mirip dengan wujud dan
letaknya di permukaan bumi, relatif lengkap, meliputi daerah yang luas, dan
bersifat permanen. Wujud dan letak objek yang tergambar pada citra mirip dengan
wujud dan letaknya di permukaan bumi.
Citra merupakan sumber data multimatik karena citra
dapat digunakan untuk pelbagai bidang, seperti geografi, geologi, hidrologi,
dan kehutanan. Penggunaan citra dapat menggambarkan daerah yang luas.
2.4 Manfaat Inderaja
Tujuan utama dari penginderaan jauh adalah untuk
mengumpulkan data seumber daya alam dan lingkungan. Penginderaan jauh makin
banyak dimanfaatkan karena berbagai macam alasan sebagai berikut :
• Citra dapat dibuat secara cepat meskipun pada daerah yang sulit ditempuh
melalui daratan, contohnya hutan, rawa danpegunungan.
• Citra menggambarkan obyek dipermukaan bumi dengan wujud dan letak objek mirip
dengan sebenarnya, gambar relatif lengkap, liputan daerah yang luas dan sifat
gambar yang permanen
• Citra tertentu dapat memberikan gambar tiga dimensi jika dilihat dengan
menggunakan stereoskop. Gambar tiga dimensi itu sangat menguntungkan karena
menjyajikan model obyek yang jelas, relief lebih jelas, memungkinkan pengukuran
beda tinggi, pengukuran lereng dan pengukuran volume.
• Citra dapat menggambarkan benda yang tidak tampak sehingga dimungkinkan
pengenalan obyeknya. Sebagai contoh adalah terjadinya kebocoran pipa bawah
tanah.
• Citra sebagai satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
Inderaja memiliki peran yang sangat besar dalam sistem informasi data dan
pengelolaannya. Peran tersebut antara lainuntuk mendeteksi perubahan data dan
pengembangan model di berbagai kepentingan.
Daya guna dari citra penginderaan
jauh adalah
1) Pemetaan geologi/geomorfologi
2) Survey tanah,
3) Pemetaan Land Use,
4) Pemantauan sumber daya alam,
5) Pemantauan sumber daya alam,
6) Survey hidrologi,
7) Survey ekologi dan pengelolaan margasatwa.
Gambar. Manfaat penginderaan jauh
2 .5 Pemanfaatan Penginderaan
Jauh Di Berbagai Bidang
Pemanfaatan
foto udara/citra hasil penginderaan untuk kegiatan pemetaan merupakan kegiatan
yang umum dilakukan pada saat sekarang. Kegiatan pemetaan menggunakan foto
udara lebih mudah dilakukan daripada pemetaan secara manual. Beberapa
keunggulan pemetaan menggunakan teknologi inderaja antara lain :
·
Hasil inderaja dapat digunakan untuk memetakan daerah yang sangat luas
dengan cepat,
pemetaan
manual biasanya hanya digunakan untuk memetakan daerah yang sangat sempit.
·
Berbiaya lebih murah.
·
Dapat memetakan bermacam-macam peta tematik sekaligus
·
Proses pembuatan lebih cepat
Salah satu contoh pemanfaatan teknologi inderaja untuk
kegiatan di bidang pemetaan misalnya untuk pemetaan daerah rawan genangan air
di wilayah Jakarta. Untuk membuat peta ini diperlukan lebih dahulu foto udara
wilayah Jakarta untuk di interpretasi lebih lanjut.
1.) Pemetaan Dibidang Pengganaan
Lahan
Sementara itu, penggunaan lahan merupakan aktivitas
manusia pada dan dalam kaitannya dengan lahan, yang biasanya tidak secara
langsung tampak dari citra. Penggunaan lahan tidak memiliki satu definisi yang
benar – benar tepat di dalam keseluruhan konteks yang berbeda. Sedangkan
penutup lahan merupakan gambaran kostruksi vegetasi dan buatan yang menutup
permukaan lahan. Konstruksi tersebut merupakan konstruksi yang tampak dari
sebuah citra penginderaan jauh.
Pemetaan penggunaan lahan dan penutup lahan
sangat berhubungan dengan studi vegetasi, tanaman pertanian dan tanah dari
biosfer. Karena data penggunaan lahan dan penutup lahan sangatlah penting untuk
sebuah perencanaan. Lahan merupakan material dasar dari suatu
lingkungan,
yang diartikan berkaitan dengan sejumlah karakteristik alami yaitu iklim,
geologi, tanah, toporafi, hidrologi dan biologi.
a. Pemetaan Penggunaan Lahan
Inventarisasi
penggunaan lahan penting dilakukan untuk mengetahui apakah pemetaan lahan yang
dilakukan oleh aktivitas manusia sesuai dengan potensi ataupun daya dukungnya.
Penggunaan lahan yang sesuai memperoleh hasil yang baik, tetapi lambat laun
hasil yang diperoleh akan menurun sejalan dengan menurunnya potensi dan daya
dukung lahan tersebut. Integrasi teknologi penginderaan jauh merupakan salah
satu bentuk yang potensial dalam penyusunan arahan fungsi penggunaan
lahan.Dasar penggunaan lahan dapat dikembangkan untuk berbagai kepentingan
penelitian, perencanaan, dan pengembangan wilayah.Contohnya penggunaan lahan
untuk usaha pertanian atau budidaya permukiman.
b. Penentuan Arahan Lahan
Penentuan batas-batas
keserasian sumberdaya air merupakan salah satu aspek utama dalam pengelolaan
Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai bahan pertimbangan penyusunan konsep tata
ruang kawasan.Ketetapan penataan tata ruang didasarkan pada tiga faktor yaitu
lereng lapangan, jenis tanah menurut kepekaannya terhadap erosi dan intensitas
hujan harian wilayah yang bersangkutan.Masing-masing faktor ditampilkan dalam
tiap-tiap unit lahan untuk mendapatkan angka skor yang secara makro
dipergunakan untuk menetapkan arahan penggunaan lahan sebagai kawasan lindung,
kawasan penyangga, kawasan budidaya atau kawasan pemukiman.Aplikasi GIS dapat
menyajikan Peta Arahan Penggunaan Lahan yang dibuat dari komposit Peta
Kelerengan, Peta Jenis Tanah dan Peta Curah Hujan. Dari ketiga peta ini dipilih masing-masing data atributnya yang akan digunakan
sebagai dasar dalam membuat peta baru (Peta Arahan).
c. Penggunaan Lahan Pertanian
Dalam usaha memelihara konsistensi
penggunaan lahan sebagai areal pertanian maka diperlukan suatu sistem
monitoring yang mampu mengamati, menganalisa, menyajikan serta membuat
model-model keputusan sehingga aktifitas pertanian yang berkelanjutan tetap
terjaga. Teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu teknologi pendekatan
terintegrasi yang dapat memodelkan masalah-masalah pertanian kaitannya dengan
usaha menjaga konsistensi penggunaan lahan (monitoring), proteksi stabilitas
lingkungan (analisis degradasi lahan dan identifikasi sumber air) dan analisa
keruangan (basis data spasial).
d. Penggunaan Lahan Kehutanan
Bidang kehutanan berkenaan dengan pengelolaan hutan
untuk kayu termasuk perencanaan pengambilan hasil kayu, pemantauan penebangan
dan penghutanan kembali, pengelolaan dan pencacahan margasatwa, inventarisasi
dan pemantauan sumber daya hutan, rekreasi, dan pengawasan kebakaran. Kondisi fisik hutan sangat rentan terhadap bahaya
kebakaran maka penggunaan citra inframerah akan sangat membantu dalam
penyediaan data dan informasi dalam
rangka
monitoring perubahan temperatur secara kontinu dengan aspek geografis yang
cukup memadai sehingga implementasi di lapangan dapat dilakukan dengan sangat
mudah dan cepat.
e. Penggunaan Lahan
Perkebunan
Manfaat dari menggunakan RS dan teknologi
GIS tergantung pada tingkat keberhasilan penerapannya untuk menyelesaikan
masalah spasial.Secara umum, manfaat ini dapat dibagi menjadi empat kategori
seperti efisiensi ilmiah, teknologi, metodologi, dan ekonomi. Efisiensi ilmiah
penginderaan jauh data juga termasuk memperoleh fakta-fakta baru untuk
menguatkan dan klarifikasi sebelumnya dikenal kuantitatif, data kualitatif yang
dipelajari. Teknologi efisiensi berarti peningkatan produktivitas
kerja (terutama lapangan pekerjaan yang paling mahal), membuat norma-norma
untuk lapangan dan mempercepat proses pemetaan kebun, mengurangi volume
lapangan, memperpendek waktu yang diperlukan untuk survei dan mengurangi jumlah
karyawan yang terlibat monitoring kebun. Berdasarkan manfaat dan aplikasi
remote sensing dan GIS, sektor perkebunana telah mengadopsi
pendekatan
ini untuk mempelajari kerugian yang disebabkan faktor lingkungan karena
berbagai alasan.Meskipun kebun menderita berbagai kerugian penyebab utama
adalah kerusakan berat akibat serangan Helopeltis.Jadi dalam proyek ini
inisiatif telah dilakukan untuk mempelajari kesehatan tanaman perkebunan
menggunakan analisis tekstur dan bagaimana kesehatan tenaman perkebunan
tersebut mempengaruhi hasilnya.
Berikut ini contoh pemanfaatan interpretasi citra satelit penginderaan jauh
untuk penggunaan lahan dengan objek kajian Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang.
Peta hasil interpretasi citra
SPOT5 tanggal perekaman 29 Juli 2005 disini adalah Peta Penggunaan Lahan Kecamatan
Pedurungan Kota Semarang Tahun 2005 dengan skala 1 : 50.000.di peta ini
tergambarkan berbagai penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Pedurungan, Kota
Semarang
2.) Mengumpulkan
data kerusakan lingkungan karena berbagai sebab.
Data
dan teknologi penginderaan jauh tentu saja dapat dimanfaatkan terutama dalam
kegiatan pemantauan bencana alam. Melalui data penginderaan jauh dalam hal ini
citra Landsat ETM+ dapat untuk mengetahui tutupan vegetasi di daerah hutan atau
adanya indikasi penggundulan hutan. Lapisan tanah yang relatif tebal tersebut
terutama sekali tersebar pada bagian lereng-lereng bawah, sebagian tertutupi
oleh tumbuhan hutan tropis savana (warna hijau), sebagian dimanfaatkan penduduk
setempat untuk tanaman semusim dan sebagian lagi terutama tampak jelas pada
citra satelit Landsat ETM+ spot berwarna merah terang yang mengindikasikan
lahan yang telah gundul
3.)
Analisis
eksploitasi sumber daya alam
Citra
inderaja dengan resolusi spasial menengah (30 meter) dapat memberikan gambaran
mengenai wilayah pertambangan cukup baik. Untuk dapat memperoleh gambaran
wilayah pertambangan yang lebih detail, penggunaan citra resolusi tinggi
diperlukan. Lingkungan pertambangan secara garis besar tampak pada citra dari
perubahan kondisi lingkungan fisik seperti misalnya perubahan bentuk mukabumi
(landscape), perubahan tutupan vegetasi (land cover) dan
akibat
dari penggalian tambang, khususnya galian di permukaan bumi. Wilayah
pertambangan yang dikelola dengan baik pada umumnya relatif teratur, efisien
dan rapih sebaliknya apabila pengelolaannya kurang baik perusakan permukaan
tidak teratur dan acak.
2.5.2 Pemanfaatan Penginderaan Jauh
Dalam Geologi
Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang mempelajari segala sesuatu mengenai planet Bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik di dalam maupun diatas permukaan bumi yang telah, tengah dan akan terjadi. Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang komplek, mempunyai pembahasan materi yang beraneka ragam namun juga merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari. Ilmu ini mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua, samudra, cekungan dan rangkaian pegunungan.
Seorang ahli geologi mempunyai
tugas disamping melakukan penelitian-penelitian untuk mengungkapkan misteri
yang masih menyelimuti proses-proses yang berhubungan dengan bahan-bahan yang
membentuk bumi, gerak-gerak dan perubahan yang terjadi seperti gempa-bumi dan
meletusnya gunung api, juga mencari dan mencoba menemukan bahan-bahan yang kita
butuhkan yang diambil dari dalam bumi seperti bahan tambang dan minyak dan gas
bumi, seorang ahli geologi
juga mempelajari sifat-sifat
bencana alam, seperti longsor,tsunami, gunung meletus, gempa-bumi dll;
meraka dapat meramalkan dan memberi tahu bagaimana cara menghindarinya.
Untuk dapat memahami ilmu geologi,
pemahaman tentang konsep-konsep dan hukum-hukum dalam ilmu geologi sangatlah
penting dan merupakan dasar dalam mempelajari ilmu geologi. Adapun hukum dan
konsep geologi yang menjadi acuan dalam geologi antara lain adalah konsep
tentang
susunan, aturan dan hubungan antar
batuan dalam ruang dan waktu. Pengertian ruang dalam geologi adalah tempat dimana
batuan itu terbentuk sedangkan pengertian waktu adalah waktu pembentukan batuan
dalam skala waktu geologi. Konsep uniformitarianisme (James Hutton), hukum
superposisi (Steno), konsep keselarasan dan ketidakselarasan, konsep
transgresi-regresi, hukum potong memotong (cross cutting relationship) dan
lainnya. Oleh karena itu penginderaan jauh adalah salah satu teknologi yang
digunakan oleh ahli-ahli geologi
Pakar geologi yang
berkaitan dengan penanggulangan becana alam memerlukan informasi dari tekhnologi
ini untuk mengetahui memperkirakan potensi dan melokalisasi daerah rawan
bencana. Kegiatan alam tersebut dapat diamati melalui foto citra indera jauh
yang datanya dianalisis dan dipakai sebagai dasar peta dampak lingkungan.
Selain
itu, penginderaan jauh juga berguna untuk:
a) Menentukan struktur geologi dan macamnya.
b) Pemantauan daerah bencana (gempa, kebakaran) dan pemantauan debu vulkanik.
c) Pemantauan distribusi sumber daya alam.
d) Pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.
e) Pemanfaatan di bidang pertahanan dan militer.
f) Pemantauan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan
aplikasisistem
informasi
geografi (SIG).
Perkembangan bentuk lahan ditentukan oleh proses pelapukan dan
perkembangan tanah, erosi, gerakan massa tanah, banjir, sedimentasi, abrasi
marine, iklim, gelombang laut, gravitasi bumi, dan biologi termasuk manusia.
Ini merupakan proses eksogen. Perubahan bentuk lahan berpengaruh terhadap
kondisi tanah, tata air (hidrologi), potensi bahan tambang, potensi bencana
seperti banjir, erosi, dan longsor lahan, vegetasi, dan kegiatan manusia dalam
bidang pertanian, permukiman, kerekayasaan, industri, rekreasi, dan
pertambangan. Analisis tingkat bahaya erosi dilakukan dengan cara memperkirakan
(memprediksi) laju erosi tanah pada satuan-satuan lahan. Sedangkan untuk
menghitung laju erosi tanah digunakan pendekatan persamaan “Universal Soil
Loss Equation” (USLE) yang dikembangkan oleh Wischmeier dan Smith (1978)
sebagai berikut:
A
= RKLSCP
keterangan :
A
= jumlah tanah yang hilang
(ton/ha/tahun)
R
= erosivitas hujan tahunan rata-rata
(mm/jam)
K
= indeks Erodibilitas Tanah
LS
= Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng
C
= Pengelolaan Tanaman
Erosivitas Hujan merupakan kemampuan hujan untuk
mengerosi tanah. Semakin tinggi nilai erosivitas hujan suatu daerah, semakin
besar pula kemungkinan erosi yang terjadi pada daerah tersebut. Erodibilitas
merupakan suatu ketahanan dari tanah yang yang menunjukkan resistensi partikel
tanah terhadap pengelupasan dan transportasi partikel-partikel tanah oleh
adanya energi kinetik air hujan dan ditentukan oleh sifat fisik dan kimia tanah
serta vegetasi penutup tanah,
Adapun Pengaruh vegetasi penutup
tanah terhadap erosi adalah
(1) melalui fungsi melindungi
permukaan tanah dari tumbukan air hujan,
(2) menurunkan kecepatan air
larian,
(3) menahan partikel-partikel
tanah pada tempatnya dan
(4) mempertahankan kemantapan
kapasitas tanah dalam menyerap air.
Wilayah yang mempunyai kriteria erosi sangat ringan
seluas 13787.088 hektar (51,77%) dengan jumlah erosi kurang dari 15
ton/ha/tahun banyak ditemukan di formasi Karangsambung, di daerah basalt, dan
gabro. Formasi Karangsambung merupakan suatu formasi dengan tanah berupa
lempung sehingga air susah untuk permeabilitas. Kriteria erosi sedang mempunyai
luasan sebesar 3804.078 hektar (14,28%) dengan jumlah erosi 60 sampai 180
ton/ha/tahun dan penyebarannya di sebelah barat dan timur pada DAS Lukulo Hulu.
Dan kriteria erosi berat mempunyai luasan sebesar 1564.231 hektar (5,87%)
dengan jumlah erosi 180 sampai 480 ton/ha/tahun dan erosi sangat berat seluas
1399.518 hektar dengan jumlah erosi lebih dari 480 ton/ha/tahun (5,26%).
2.5.3 Pemanfaatan Penginderaan Jauh Dalam Industri
Migas
Laboratorium pengolahan citra yang dikelola oleh industri igas telah memanfaatkan tekhnologi penginderaan jauh dalam berbagai aktivitas baik dalam kegiatan intern, penelitian bersama, maupun dalam rangka pelayanan jasa konsultasi tekhnologi kepada pihak luar.
Gambar. Pemanfaatan Indraja Dibidang MIGAS
Pemanfaatan aplikasi penginderaan jauh untuk bidang
meteorologi dan klimatologi memiliki acuan yang sangat luas. Data yang
dihasilkan oleh inderaja penting untuk diterapkan guna mengetahui keadaan
lingkungan atmosfer. Guna memperoleh data lingkungan tentang atmosfer melalui
inderaja, wahana yang diperlukan adalah satelit. Di antara satelit-satelit yang
digunakan untuk informasi lingkungan atmosfer misalnya Synchronous
Meteoroligical Satellite (SMS) yang diluncurkan pada tanggal 17
Mei 1974. Generasi ke-tiga dari satelit tersebut diganti namanya menjadi
Geosyncronous Operational Environment Satellite (GOES) yang diluncurkan pada 16
Oktober 1975.
Pemanfaatan di bidang meteorologi
dan klimatologi :
a)
Membantu analisis cuaca dengan menentuakn daerah tekanan rendah dan daerah
bertekanan
tinggi, daerah
hujan, dan badai silkon.
b) Mengetahui sistem atau pola angin permukaan.
c) Permodelan meteorologi dan data klimatologi.
d) Untuk pengamatan iklim suatu daerah mealui pengamatan tingkat kewarnaan dan
kandungan air di
udara.
1. Pengamatan iklim suatu daerah
Sejak tahun 1999 LAPAN telah mengembangkan dan
mengoperasionalkan model prediksi curah hujan bulanan di Indonesia berdasarkan
suhu permukaan laut Pasifik Tropik. Model prediksi curah hujan ini dapat
memprediksi kondisi curah hujan secara global di Indonesia untuk periode 4.
2. Analisis cuaca.
Data MTSAT kanal inframerah yang diterima kemudian diolah
menjadi suhu kecerahannya (brightness temperature) dan diklasifikasikan potensi
hujannya berdasarkan tinggi rendahnya suhu kecerahan awan. Semakin rendah suhu
awan akan menyebabkan terjadinya kondensasi sehingga berpotensi tinggi untuk
menimbulkan hujan, sebaliknya semakin tinggi suhu awan maka potensi hujannya
rendah.
3. Pemetaan iklim dan perubahannya
Dengan adanya citra dapat digunakan sebagai basemap dalam
pembuatan peta iklim. Dengan menginterpretasi peta akan di ketahui perubahan
iklim yang terjadi dari waktu ke waktu. Peta citra merupakan citra yang telah
bereferensi geografis sehingga dapat dianggap sebagai peta. Informasi spasial
yang disajikan dalam peta citra merupakan data raster yang bersumber dari hasil
perekaman citra satelit sumber alam yang berupa iklim secara kontinu. Peta
citra memberikan semua informasi yang terekam pada bumi tanpa adanya
generalisasi
Pengeinderaan
jauh menghasilkan data yang ringkas tentang lingkungan yan berkenaan dengan
bumi. Salah satu aplikasi yang nyata dari pemanfaatan hasil pengeinderaan jauh
dalam bidang kependudukan adalah untuk memetakan distribusi spasial penduduk.
Gambar. Pemanfaatan Inderaja Di Bidang Kependudukan.
2.5.6 Pemanfaatan
inderaja dalam bidang hidrologi
Pemanfaatan penginderaan jauh dalam kajian hidrologi antara lain:
1. Pengamatan
DAS
Dalam hal ini, informasi spasial di Daerah Aliran Sungai atau
daerah sekitar yang mempengaruhinya perlu diketahui sesuai dengan kondisi riil
saat ini. Penggunaan data Penginderaan Jauh Landsat dapat memberikan gambaran
secara keruangan tentang bencana banjir dan longsor yang menimpa suatu daerah
2. Pengamatan
luas daerah dan intensitas banjir.
Citra penginderaan jauh satelit, dapat dimanfaatkan sebagai data
untuk memahami dan menganalisis luas areal yang tergenang oleh banjir secara
spasial.
3. Pemetaan pola aliran
sungai.
Pola aliran merupakan pola dari organisasi atau hubungan
keruangan dari lembah-lembah, baik yang dialiri sungai maupun lembah yang
kering atau tidak dialiri sungai. Pola aliran
dipengaruhi oleh lereng, kekerasan batuan, struktur, sejarah diastrofisme,
sejarah geologi dan geomerfologi dari daerah alairan sungai. Dengan demikian
pola aliran sangat berguna dalam interpretasi kenampakan geomorfologis, batuan
dan struktur geologi. Citra satelit yang paling baik digunakan untuk pembuatan
peta pola aliran adalah citra radar yang menghasilkan kenampakan tiga dimensi
yang paling baik. Keunggulan dari citra radar salah satunya adalah sangat baik
menggambarkan topografi permukaan bumi. Pola aliran mempunyai berbagai jenis
pola, diantaranya ialah dendritic, paralel, radial, trelis, rectangular,
centripetal, angular dan multibasinal. Yang semuanya memiliki tipe
sendiri-sendiri yang membedakan antara satu pola aliran dengan pola aliran yang
lain.
4. Studi sedimentasi sungai.
Kaitanya dengan sedimentasi sungai cintra penginderaan
jauh dapat digunakan untuk menganalisis perkembangan sedimentasi dari waktu
kewaktu dengan cara membandingkan citra dari waktu yang berbeda sehingga dapatb
di ketahui perkembangan sedimentasinya.
2.75.7 Pemanfaatan
Inderaja Bidang
Oceanografi
a)
Pengamatan
sifat fisis air seperti suhu, warna, kadar garam dan arus laut.
Dalam
pengamatan sifat fisis air laut sebagi contoh adalah pengamatan suhu air laut
dengan menggunakan citra termal hal ini bisa dianalisis suhu air laut dari
waktu kewaktu secara keruangan.
b)
Studi
perubahan pasir pantai akibat erosi dan sedimentasi.
Menggunakan citra dapat diketahui daerah yang
mengalami pengurangan dan yang mengalami penambahan material
c) Mencari distribusi suhu permukaan.
d) Pengamatan pasang srut dengan
gelombang lau (tinggi, frekuensi, arah).
III. PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kita ambil berdasarkan penjelasan pada lembar-lembar
sebelumnya, yaitu:
a. Penginderaan Jauh merupakan ilmu
yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai
permukaan
bumi seperti lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak jauh dengan
menggunakan
sensor. Di bidang geologi, remote sensing digunakan untuk mengetahui
potensi
bencana di daerah tertentu.
b. Penginderaan Jauh dapat
dimanfaatkan dalam berbagai bidang, seperti: di Bidang
Oseanografi
(SEASAT), di Bidang Hidrologi (LANDSAT/ERS, SPOT), di Bidang Oseanografi
(SEASAT),
di Bidang Meteorologi (METEOSAT, TIROS, DAN NOAA), dan di bidang
Kehutanan.
3.2 SARAN
Dengan segenap kekurangan dan keterbatassan yang
dimiliki, penulis menyarankan bagi semua pembaca khususnya siswa-siswi SMK
Negeri 2 Purwokerto terutama adik kelas agar lebih bersemangat
dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan program yang diadakan
disekolah dan bagi semua teman seperjuangan agar tetap bersemangat dan berjuang
dalam mengembangkan potensi diri dan menjaga nama baik sekolah.
Sebuah karya pasti mempunyai kelebihan dan juga
kelemahan, penulis merasa bahwa karya yang telah dibuat ini masih banyak
kekurangannya oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik
yang dapat membangun semangat kami agar dapat membuat yang lebih baik dari sebe
lumnya. Untuk saran dankritiknyadapatmenghubungisekolahataupihak yang
bersangkutan.
Sebagai kata penutup dalam penulisan tugas ahir
ini, penulis panjat puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga dengan penuh kesabaran, ketabahan, dan jeriih
payah penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Semoga apa yang
telahpenulis paparkan dalam tugas ahir ini dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan
DAFTAR PUSTAKA
http://andimanwno.wordpress.com/2009/09/11/penerapan-teknologi-inderaja-di-bidang-pemetaan/