B. ALAT DAN BAHAN : 1. Alat a. Pesawat PPD b. Statif c. Rambu Ukur d. Payung e. Beberapa yalon f. Patok Kayu dan Palu Kayu g. Rolmeter 2. Bahan a. Alat tulis, buku catatan dan tabel pengukuran C. KESELAMATAN KERJA a. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya b. Dirikan pesawat penyipat datar yang kuat dan stabil c. Lindungi pesawat dari hujan dan panas d. Hindari pesawat dari kemungkinan hilang atau rusak e. Gunakan pakaian kerja langkap f. Pusatkan perhatian pada pekerjaan D. LANGKAH KERJA 1. Siapkan semua peralatan yang diperlukan. 2. Pasanglah patok daerah pengukuran menjadi bujur sangkar-bujur sangkar yang jaraknya ditentukan antara patok yang satu dengan yang lainnya misal 10 m. 3. Buatlah sket daerah pengukuran dan diberi nomor seluruh titik sudut bujur sangkar misalnya ke arah horisontal diberi kode huruf A, B, C, D, dan seterusnya. Sedangkan untuk arah vertikal diberi nomor 1, 2, 3, 4, dan seterusnya. 4. Tempatkan pesawat penyipat datar sedapat mungkin di tengah-tengah daerah pengukuran, sehingga semua titik patok dapat dilihat dari tempat berdiri pesawat. 5. Siapkan table / formulir pengukuran. 6. Bidik semua titik / patok daerah pengukuran dengan menggunakan teropong pesawat penyipat datar / waterpass dan catat bacaan benang tengah (BT), bacaan sudut masing-masing titik terhadap P0. 7. Ukurlah jarak masing-masing titik terhadap Pesawat dan titik P0 terhadap titik yang lain. E. Analisis hasil pengukuran Setelah dihitung tinggi masing-masing titik / patok dan luasnya maka volume galian atau penimbunan yang mungkin diadakan perataan tanah dapat dihitung berdasarkan luas dan tingginya. Misal bujur sangkar dengan sisi 10 m, sedang tinggi masingmasing titik 1,5 m ; 1,8 m ; 2,0 m ; dan 2,5 m, maka bila akan diratakan setinggi 1 m dapat dihitung dengan rumus ; V = Luas bujur sangkar x tinggi rata-rata Dari pemisalan di atas t1 = 1,5 m – 1,0 m = 0,5 m t2 = 1,8 m – 1,0 m = 0,8 m t3 = 2,0 m – 1,0 m = 1,0 m t4 = 2,5 m – 1,0 m = 1,5 m Maka volume tanah yang diratakan : Tetapi bila suatu arah pengukuran bentuknya tidak teratur, pengukuran tidak perlu dengan pemecahan beberapa bujur sangkar, dapat diatasi dengan membuat beberapa segitiga dengan pesawat penyipat datar yang mempunyai pembacaan lingkaran horizontal. Contoh pengukuran beda tinggi dengan pesawat penyipat datar bila tidak menggunakan sistim bujur sangkar. Daftar pengukuran beda tinggi dengan pesawat penyipat datar tidak dengan sistim bujur sangkar dimana pesawat penyipat datar dilengkapi pembacaan lingkaran horizontal beserta gambar situasinya. F. GAMBAR KERJA Penggambaran Hasil Pengukuran : Sipat Datar Cara Polar Yang dipakai untuk penggambaran profil atau potongan adalah jarak antara titik dengan titik batas wilayah yang diukur beserta tinggi titik dari table di atas dapat digambarkan sebagai berikut :
0 komentar:
Plaas 'n opmerking